Liberalisme menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting.
Sosialisme berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja,
melainkan mempunyai fungsi sosial. Di sini kita akan mempelajari secara singkat pandangan dari
orang – orang yang meletakkan dasar untuk teori liberalistis dan sosialistis tentang milik.
1. Tinjauan Historis
∙ John Locke dan milik pribadi
John Locke (1632 – 1740), seorang filsuf Inggris yang banyak mendalami masalah
– masalah sosial politik, secara umum diakui sebagai orang yang pertama kali
mendasarkan teori liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai
tiga “hak kodrat” (natural rights) : “life, freedom, and property”. Yang penting
adalah hak atas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak
atas milik menyediakan pola untuk memahami kedua hak lain juga. Secara
mendalam dapat mempengaruhi pemikiran tentang milik. Pemikiran ini di uraikan
dalam buku Two Treatises of Government (1690). Bila sesuatu yang tidak bertuan
diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi, ada
pembatasan bagi cara menjadi pemilik itu. Dari bahan tidak bertuan orang hanya
boleh mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (bersama
keluarga dan kenalan) sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik
mutunya untuk orang lain. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri
kaptalisme liberal yang dengan tegas akan ditolak oleh Karl Marx.
∙ Adam Smith dan pasar bebas
Tokoh lain yang pantas dibahas dalam rangka liberalisme adalah orang Skotlandia,
Adam Smith (1723 – 1790). Karena buku yang berjudul “An Inquiry into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations” Adam Smith dianggap sebagi perintis ilmu
ekonomi. Adam Smith menjadi terkenal karena dengan gigih membela pasar bebas
di bidang ekonomi. Seperti Locke, Smith pun memandang pekerjaan sebagai
sumber hak milik. Karena itu, ia melihat tenaga kerja sebagai “milik yang paling
suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Smith merinci lagi bahwa manusia secara
khusus memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan terutama produktivitas kerja
itulah yang menghasilkan kemakmuran. Karena produktivitas kerja, suatu ekonomi
dapat tumbuh. Dalam konteks ini, Smith menggaris bawahi pentingnya pembagian
kerja yang sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja.
∙ Marxisme dan Kritiknya atas milik pribadi
Marxisme merupakan ajaran sosial – ekonomis – politik yang sangat kompleks dan
tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang
sebenarnya hakiki juga. Kita ingin memandang marxisme sebagai kritik atas teori
liberalistis tentang milik yang serentak juga merupakan usaha untuk menyajikan
suatu alternatif. Usaha itu meliputi dua aspek : aspek ilmiah dan aspek etis.
2. Pertentangan dan Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme
Liberalisme hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kebebasan dasar bagi setiap
manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga
milik pribadi. Pada kenyataannya berbagai negara, liberalisme dan sosialisme mempunyai
sejarahnya sendiri yang tidak selalu melintasi pola – pola yang sama.
∙ Liberalisme
Inti pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual. Tugas
pokok negara menurut pandangan liberalisme secara klasik dilukiskan sebagai
“negara jaga malam”, karena negara harus membatasi diri pada perlindungan dan
pengamanan para warga negara.
Pokokpokok Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme
yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah
ini, adalah nilainilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa
manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik
politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang
berbedabeda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan
berlainan tergantung kepada kemampuannya masingmasing. Terlepas dari itu
semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari
demokrasi.
Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang
mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap
penyelesaian masalahmasalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan
dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme
individu.( Treat the Others Reason Equally.)
Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak
boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut
kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)
Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela
dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum
abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk
melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus
ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undangundang), persamaan dimuka umum,
dan persamaan sosial.
Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of
Individual)
Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu
mekanisme yang digunakan untuk tujuantujuan yang lebih besar dibandingkan
negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat
pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah
merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah
mengalami kegagalan.
Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse
Dogatism).Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 –
1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada
pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.
Dua Masa Liberalisme
Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada
dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.
Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern
mulai muncul sejak abad ke20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme
Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh
Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilainilai dari Liberalisme Klasik itu
masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah halhal yang mendasar ; hanya
mengubah halhal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak
berubah hanya ada tambahantanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi
sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.
diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masingmasing – yang
akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan
kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki
individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan
yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi
ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebasbebasnya.
∙ Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan
usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.Titik berat paham
ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran pemikiran / paham
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”.Inti dari paham sosialisme
adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua
individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu
kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan
sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-
menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan
kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya
sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelaskelas
sosial yang terjadi pada negara feodal.
Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi
terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas
menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di
pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.
Sosialime adalah suatu reaksi atas ketidak beresan dalam masyarakat dalam yg
disebabkan oleh liberalism . sosialisme berasal dari kata latin socius yg berate
teman atau kawan sosialisme memandang manusia sebagai mahluk social atau
seebagai sesame yang hidup dengan sesame lainya .masyarakat yg diatur oleh
sosialisme mempunyai rasa soliditas yg tinggi . sosialisme terbagi menjadi dua
yaitu :
1) Sosialisme komunistis
Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah
Sosialime komunistis atau komunime menolak milik pribadi menurut mereka milik
harus menjadi milik bersama atau milik kolektif tetapi sebagaimana telah diketahui
karl marx menolak segala bentuk milik pribadi marx beserta pengikutnya
membedakan antara pemilikan barang konsumsi dan pemilikan barang sarana
produksi , komunisme tidak berkeberatan dalam pemilikan secara pribadi barang
barang konsumsi .
2) Sosialisme demokratis
Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu tetapi berbeda
dengan komunisme mereka tidak bersedia mengorbankan sistem pemerintahan yg
demokratis yg merka anggap sebagai sebuah perolehan modern yg sangat berharga
oleh krena itu mereka ingin mewujudkan cita cita sosialistis melaluijalan
demokratis , marx dan engels pernah menyerukankaum buruh sedunia bersatulah
maka denga itu mereka terjun ke dunia politik dengan mendirikan partai sosialis
yang tulang punggungnya serikat buruh
∙ Kekuatan dan kelemahan
Liberalisme
kekuatan liberalism adalah milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk
mewujudkan kebebasan pribadi .
tetapi kelemahanya yg utama adalah mereka kurang memperhatikan kaum miskin dan
orangyg kurang beruntung didalam masyarakat berindustri kalau bisa dikatakan
secara ekstrem yaitu miskin sama dengan mlas dengan anggapan apabila bekerja
keras maka akan maju
sosialisme
Kekuatan sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividualisme dari
milik .milik selalu mempunyai suatu fungsi social dan tidak boleh dibatasi pada
kepentingan pribadi aja .
Kelemahan nya adalah ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas ternyata
tidak berhasil .perusahaan perusahaan yg dikelola oleh Negara ditandai dengan
inefisiensi
menuju perdamaian
liberalism dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideology antagonis yg berjuang
merebut hegemoni dipanggung politik ekonomi selama kurang lebih setengah abad
pada saat sekarang tampaknya dua ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian
walaupun belum terlihat suatu sintetis yg jelas , keseimbangan dua ideology ini
rupanya sudah tercipta dengan memanfaatkan kelebihan kelebihan masing masing
dan mengesampingkan kelemahanya ,pada saat ini kita menyaksikan suatu situasi
paradoksal dimana dua ideology ini secara bersamaan berhasil dan serentak pula
berhasil
3. Kapitalisme dan demokratisasi
Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa
melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesarbesarnya. Demi prinsip tersebut,
maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi
intervensi pemerintah dilakukan secara besarbesaran untung kepentingankepentingan
pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang
bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem
yang mulai berlaku di Eropapada abad ke16 hingga abad ke19, yaitu pada masa
perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun
kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun
melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,
seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk
mendapatkan modalmodal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan
mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih
dari bahan baku tersebut.
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya
sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan
sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang
sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan
kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih
lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi.
Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Keputusan deomkratis
adalah keputusan rata – rata semua warga negara.
4. Etika pasar bebas
david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar
sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu
tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara
sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas
tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social
supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or
service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu
sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa
dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan
ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg
memakai sistem keuangan .
maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu
manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan
keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya
akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu
saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan
perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan
moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil .
salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi.
5. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar
sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu
tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara
sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas
tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social
supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
6. keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or
service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu
sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa
dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan
ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg
memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu
manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan
keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya
akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu
saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan
perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan
moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa berhasil . salah besar apabila
orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
7. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar
sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu
tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara
sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas
tidak mungkin terjadi
pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social
supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama
ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral
8. keuntungan sebagai tujuan perusahaan
keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or
service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu
sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa
dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan
ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg
memakai sistem keuangan .
• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme
profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu
manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan
keuntungan sebagai tujuan perusahaan .
kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya
akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu
saja ,
tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan
perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan
moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil .
salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar