Jumat, 01 Mei 2015

LIBERALISME

Liberalisme menekankan milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting.

Sosialisme berpendapat bahwa milik tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja,

melainkan mempunyai fungsi sosial. Di sini kita akan mempelajari secara singkat pandangan dari

orang – orang yang meletakkan dasar untuk teori liberalistis dan sosialistis tentang milik.

1. Tinjauan Historis

∙ John Locke dan milik pribadi

John Locke (1632 – 1740), seorang filsuf Inggris yang banyak mendalami masalah

– masalah sosial politik, secara umum diakui sebagai orang yang pertama kali

mendasarkan teori liberalisme tentang milik. Menurut Locke manusia mempunyai

tiga “hak kodrat” (natural rights) : “life, freedom, and property”. Yang penting

adalah hak atas milik karena kehidupan dan kebebasan kita miliki juga. Jadi, hak

atas milik menyediakan pola untuk memahami kedua hak lain juga. Secara

mendalam dapat mempengaruhi pemikiran tentang milik. Pemikiran ini di uraikan

dalam buku Two Treatises of Government (1690). Bila sesuatu yang tidak bertuan

diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia menjadi pemiliknya. Tetapi, ada

pembatasan bagi cara menjadi pemilik itu. Dari bahan tidak bertuan orang hanya

boleh mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (bersama

keluarga dan kenalan) sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik

mutunya untuk orang lain. Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa ciri

kaptalisme liberal yang dengan tegas akan ditolak oleh Karl Marx.

∙ Adam Smith dan pasar bebas

Tokoh lain yang pantas dibahas dalam rangka liberalisme adalah orang Skotlandia,

Adam Smith (1723 – 1790). Karena buku yang berjudul “An Inquiry into the Nature

and Causes of the Wealth of Nations” Adam Smith dianggap sebagi perintis ilmu

ekonomi. Adam Smith menjadi terkenal karena dengan gigih membela pasar bebas

di bidang ekonomi. Seperti Locke, Smith pun memandang pekerjaan sebagai

sumber hak milik. Karena itu, ia melihat tenaga kerja sebagai “milik yang paling

suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Smith merinci lagi bahwa manusia secara

khusus memiliki produktivitas dari pekerjaannya, dan terutama produktivitas kerja

itulah yang menghasilkan kemakmuran. Karena produktivitas kerja, suatu ekonomi

dapat tumbuh. Dalam konteks ini, Smith menggaris bawahi pentingnya pembagian

kerja yang sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas kerja.

∙ Marxisme dan Kritiknya atas milik pribadi

Marxisme merupakan ajaran sosial – ekonomis – politik yang sangat kompleks dan

tidak mudah untuk disingkatkan tanpa mengorbankan cukup banyak unsur yang

sebenarnya hakiki juga. Kita ingin memandang marxisme sebagai kritik atas teori

liberalistis tentang milik yang serentak juga merupakan usaha untuk menyajikan

suatu alternatif. Usaha itu meliputi dua aspek : aspek ilmiah dan aspek etis.

2. Pertentangan dan Perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme

Liberalisme hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kebebasan dasar bagi setiap

manusia, sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga

milik pribadi. Pada kenyataannya berbagai negara, liberalisme dan sosialisme mempunyai

sejarahnya sendiri yang tidak selalu melintasi pola – pola yang sama.

∙ Liberalisme

Inti pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual. Tugas

pokok negara menurut pandangan liberalisme secara klasik dilukiskan sebagai

“negara jaga malam”, karena negara harus membatasi diri pada perlindungan dan

pengamanan para warga negara.

Pokok­pokok Liberalisme Ada tiga hal yang mendasar dari Ideolog Liberalisme

yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah

ini, adalah nilai­nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:

­ Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa

manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik

politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang

berbeda­beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan

berlainan tergantung kepada kemampuannya masing­masing. Terlepas dari itu

semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari

demokrasi.

­ Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang

mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap

penyelesaian masalah­masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial,

ekonomi, kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan

dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme

individu.( Treat the Others Reason Equally.)

­ Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak

boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut

kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed)

­ Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela

dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum

abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk

melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus

ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang­undang), persamaan dimuka umum,

dan persamaan sosial.

­ Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of

Individual)

­ Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu

mekanisme yang digunakan untuk tujuan­tujuan yang lebih besar dibandingkan

negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat

pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah

merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah

mengalami kegagalan.

­ Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse

Dogatism).Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 –

1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada

pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

Dua Masa Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan kebebasan. Ada

dua macam Liberalisme, yakni Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.

Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16. Sedangkan Liberalisme Modern

mulai muncul sejak abad ke­20. Namun, bukan berarti setelah ada Liberalisme

Modern, Liberalisme Klasik akan hilang begitu saja atau tergantikan oleh

Liberalisme Modern, karena hingga kini, nilai­nilai dari Liberalisme Klasik itu

masih ada. Liberalisme Modern tidak mengubah hal­hal yang mendasar ; hanya

mengubah hal­hal lainnya atau dengan kata lain, nilai intinya (core values) tidak

berubah hanya ada tambahan­tanbahan saja dalam versi yang baru. Jadi

sesungguhnya, masa Liberalisme Klasik itu tidak pernah berakhir.

diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing­masing – yang

akan menghasilkan paham baru. Ada dua paham, yakni demokrasi (politik) dan

kapitalisme (ekonomi). Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki

individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan

yang harus dipertanggungjawabkan. Jadi, tetap ada keteraturan di dalam ideologi

ini, atau dengan kata lain, bukan bebas yang sebebas­bebasnya.

∙ Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan

usaha kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan.Titik berat paham

ini pada masyarakat bukan pada individu sebagai suatu aliran pemikiran / paham

tidak dapat dilepaskan dari pengaruh “liberalisme”.Inti dari paham sosialisme

adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara kolektif. Artinya semua

individu harus berusaha memperoleh layanan yang layak demi terciptanya suatu

kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan dengan hakikat manusia yang bukan

sekedar untuk memperoleh kebebasan, tetapi manusia juga harus saling tolong-
menolong. Ciri utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan

kemiskinan. Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya

sosialisme. Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas­kelas

sosial yang terjadi pada negara feodal.

Sosialisme yang kita kenal sekarang ini timbul sebagian besar sebagai reaksi

terhadap liberalisme abad ke 19. Pendukung liberalisme abad ke 19 adalah kelas

menengah yang memiliki industri, perdagangan dan pengaruh mereka di

pemerintahan besar akibatnya kaum buruh terlantar.

Sosialime adalah suatu reaksi atas ketidak beresan dalam masyarakat dalam yg

disebabkan oleh liberalism . sosialisme berasal dari kata latin socius yg berate

teman atau kawan sosialisme memandang manusia sebagai mahluk social atau

seebagai sesame yang hidup dengan sesame lainya .masyarakat yg diatur oleh

sosialisme mempunyai rasa soliditas yg tinggi . sosialisme terbagi menjadi dua

yaitu :

1) Sosialisme komunistis

Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah

Sosialime komunistis atau komunime menolak milik pribadi menurut mereka milik

harus menjadi milik bersama atau milik kolektif tetapi sebagaimana telah diketahui

karl marx menolak segala bentuk milik pribadi marx beserta pengikutnya

membedakan antara pemilikan barang konsumsi dan pemilikan barang sarana

produksi , komunisme tidak berkeberatan dalam pemilikan secara pribadi barang

barang konsumsi .

2) Sosialisme demokratis

Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu tetapi berbeda

dengan komunisme mereka tidak bersedia mengorbankan sistem pemerintahan yg

demokratis yg merka anggap sebagai sebuah perolehan modern yg sangat berharga

oleh krena itu mereka ingin mewujudkan cita cita sosialistis melaluijalan

demokratis , marx dan engels pernah menyerukankaum buruh sedunia bersatulah

maka denga itu mereka terjun ke dunia politik dengan mendirikan partai sosialis

yang tulang punggungnya serikat buruh

∙ Kekuatan dan kelemahan

 Liberalisme

kekuatan liberalism adalah milik pribadi diakui sebagai cara penting untuk

mewujudkan kebebasan pribadi .

tetapi kelemahanya yg utama adalah mereka kurang memperhatikan kaum miskin dan

orangyg kurang beruntung didalam masyarakat berindustri kalau bisa dikatakan

secara ekstrem yaitu miskin sama dengan mlas dengan anggapan apabila bekerja

keras maka akan maju

 sosialisme

Kekuatan sosialisme adalah mereka menemukan dimensi transindividualisme dari

milik .milik selalu mempunyai suatu fungsi social dan tidak boleh dibatasi pada

kepentingan pribadi aja .

Kelemahan nya adalah ekonomi yang direncanakan dengan ketat dari atas ternyata

tidak berhasil .perusahaan perusahaan yg dikelola oleh Negara ditandai dengan

inefisiensi

menuju perdamaian

liberalism dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideology antagonis yg berjuang

merebut hegemoni dipanggung politik ekonomi selama kurang lebih setengah abad

pada saat sekarang tampaknya dua ideology ini tampaknya mencapai titik perdamaian

walaupun belum terlihat suatu sintetis yg jelas , keseimbangan dua ideology ini

rupanya sudah tercipta dengan memanfaatkan kelebihan kelebihan masing masing

dan mengesampingkan kelemahanya ,pada saat ini kita menyaksikan suatu situasi

paradoksal dimana dua ideology ini secara bersamaan berhasil dan serentak pula

berhasil

3. Kapitalisme dan demokratisasi

Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal bisa

melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar­besarnya. Demi prinsip tersebut,

maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama, tapi

intervensi pemerintah dilakukan secara besar­besaran untung kepentingan­kepentingan

pribadi. Walaupun demikian, kapitalisme sebenarnya tidak memiliki definisi universal yang

bisa diterima secara luas. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sebagai sebuah sistem

yang mulai berlaku di Eropapada abad ke­16 hingga abad ke­19, yaitu pada masa

perkembangan perbankan komersial Eropa di mana sekelompok individu maupun

kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun

melakukan perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal,

seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk

mendapatkan modal­modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan baku dan

mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk mendapatkan nilai lebih

dari bahan baku tersebut.

Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya

sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan

sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang

sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Peleburan

kapitalisme dengan sosialisme tanpa adanya pengubahan menjadikan kapitalisme lebih

lunak daripada dua atau tiga abad yang lalu.

Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah demokrasi.

Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Keputusan deomkratis

adalah keputusan rata – rata semua warga negara.

4. Etika pasar bebas

david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar

sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu

tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara

sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas

tidak mungkin terjadi

pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social

supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama

ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral

keuntungan sebagai tujuan perusahaan

keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or

service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu

sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa

dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan

ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg

memakai sistem keuangan .

maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme

profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu

manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan

keuntungan sebagai tujuan perusahaan .

kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya

akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu

saja ,

tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan

perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan

moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil .

salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi.

5. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar

sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu

tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara

sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas

tidak mungkin terjadi

pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social

supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama

ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral

6. keuntungan sebagai tujuan perusahaan

keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or

service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu

sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa

dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan

ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg

memakai sistem keuangan .

• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme

profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu

manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan

keuntungan sebagai tujuan perusahaan .

kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya

akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu

saja ,

tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan

perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan

moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagainomis yang bisa berhasil . salah besar apabila

orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi

7. david Gauthier mengungkapkan pasar sempurna tidak membutuhkna moralitas dmana pasar

sempurna yg dimaksudkan adalah pasar dimana kompetisi berjalan sempurna dalam situasi itu

tidak dibutuhkna ditegakanya rambu rambu moral karena kepentinga kepentinga pribadi secara

sempurna sesuai dengan kepentingan social masyarakat . yang pada kenyataanya situasi diatas

tidak mungkin terjadi

pentingnya etika dalam semua ini terutama tampak dari dua segi . pertama dari segi keadilan social

supaya semua peserta di pasar diberikan kesempatan yang sama

ke dua yaitu sebagai jaminan bahwa kompetisi berjalan dengan baik dari sudut moral

8. keuntungan sebagai tujuan perusahaan

keuntungan termasuk definisi bisnis , bisnis sering dilukiskan sebagai “to provide product or

service for a profit” menyediakan suatu barang atau jasa secara percuma bukanlah bisnis itu

sebabnya bisnis selalu berbeda dengan karya amal menawarkan sesuatu secara percuma masih bisa

dikatakan bisnis apabila dalam masa promosi .tidak bisa dikatakan juga bahwa setiap kegiatan

ekonomis menghasilkan keuntungan . keuntungan baru muncul dalam kegiatan ekonomi yg

memakai sistem keuangan .

• maksimalisasi keuntungan sebagai cita cita liberalisme

profit maximization atau maksimalisasi keuntungan merupakan tema penting dalam ilmu

manajemen ekonomi .metode kuantitatif yang dipakai manajemen ekonomi mengandaikan

keuntungan sebagai tujuan perusahaan .

kalau maksimalisasi keuntungan merupakan satu satunya tujuan perusahaan dengan sendirinya

akan muncul keadaan tidak etis . sekurang kurangya karena alas an itu karyawan diperalat begitu

saja ,

tentu saja para ekonom akan menjelaskan bahwa maksimalisasi keuntungan sebagai tujuan

perusahaan tidak boleh dimengerti secara harfiah dan juga tidak ditafsirkan sebagai pernyataan

moral .maksimalisasi keuntungan hanya sebagai sekedar model ekonomis yang bisa berhasil .

salah besar apabila orang mengukurnya secara etika .penjelasan protes ini bisa dimaklumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar